Jakarta, SMN – Dedikasi yang diberikan wanita kelahiran Subang Jawa Barat khususnya untuk sepak bola wanita memang tidak diragukan lagi. Bila kita mengingat di era 80 an, Papat Yunial membawa nama harum bagi kaum wanita khususnya untuk urusan menggiring bola di lapangan.
Jadi, tidak heran hingga saat ini hidupnya didedikasikan untuk kemajuan sepak bola domestik untuk kaum hawa. Hingga saat jabatan yang diembannya yakni ASBWI (Asosiasi Sepak bola Wanita Indonesia) Ketua Dewan Kehormatan dan Pendiri juga Dosen sepak bola di STKIP Pasundan Cimahi.
Dalam perbincangannya dengan Suara Media Nasional menjelaskan, dalam mengangkat persepakbolaan wanita di kancah nasional dan international, tentunya dengan prestasi olahraga.
Kata Papat, wanita dalam bidang sepak bola wanita memiliki peran stereotif gender, selain menjadi ibu rumah tangga yang cerdas, juga harus mampu berprestasi dalam cabang olahraga sepak bola wanita.
“Memang kodrat wanita terkadang menjadi tantangan terberat untuk berprestasi, tetapi adanya keyakinan yang kuat untuk wanita bisa berprestasi sama dengan kaum adam menjadi motivasi yang sangat kuat untuk membawa sepak bola wanita Indonesia meraih runner up dalam event ASEAN Women’s Championship 1982 yang berlangsung di Stadion National, Bangkok – Thailand,” ujarnya Sabtu (22/202).
Sepak bola wanita Indonesia, menurut Papat Yunisal, sudah mengalami peningkatan yang sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari peran aktif kelembagaan yang peduli terhadap sepak bola wanita dimana sudah terbentuk 30 provinsi ASBWI.
Mental, fisik, dan kualitas sepak bola wanita juga mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan bisa jadi akan terus mengalami peningkatan. Penerapan pola pembinaan, pendampingan, dan memperbanyak jam terbang dengan lawan – lawan yang memiliki peringkatnya sama atau diatas kita juga dapat membentuk mental, fisik, dan kualitas kemampuan sepak bola wanita, ujarnya.
Dari pandangan Papat Yunisal, untuk memajukan pembinaan sepak bola wanita program yang perlu disiapkan dalam memajukan sepak bola wanita Indonesia tentunya diawali pembudayaan sepak bola wanita di masyarakat, sekolah, dan klub atau akademisi.
Pembinaan sepak bola Wanita melalui pendekatan sekolah, klub, dan akademisi, pelaksanaan kompetisi yang jelas dan berjenjang, pembentukan elit atlet dengan seleksi yang terbuka berbasis kemampuan yang dibutuhkan untuk atlet sepak bola wanita. Mengakhiri perbincangannya Papat Yunisal berharap impiannya sepak bola wanita Indonesia agar dapat berprestasi di level international syukur-syukur dapat meraih juara, tentunya hal ini akan mengharumkan nama Indonesia serta nilai jual masing masing atlet yang berjuang untuk mengharumkan nama Bangsa dan Negara Indonesia, tutupnya. (lian)
