HomeBERITANugroho B Sukamdani: Hubungan Uzbekistan dan Indonesia Hubungan Bisnis Sekaligus Hubungan Budaya...

Nugroho B Sukamdani: Hubungan Uzbekistan dan Indonesia Hubungan Bisnis Sekaligus Hubungan Budaya Yang Lebih Baik

Nugroho B Sukamdani Chairman of Sahid Jaya Foundation

Jakarta, SMN – Meskipun sempat terhenti karena pandemi Covid-19, kerjasama antara Indonesia dengan Uzbekistan di bidang pendidikan dan pariwisata kembali terjalin dengan harmonis.

Mulai berangsur pulihnya kondisi pandemi, membuat roda perekonomian dan pariwisata merangkak bangun. Perlahan tapi pasti pada akhirnya perhotelan pun mulai bergerak kembali. Seperti halnya saat ini Universitas Sahid Jakarta kembali menjalin kerjasama dengan International Islamic Academy Uzbekistan.

“Yang hari berkunjung adalah International Islamic Academy Uzbekistan. Sebelum pandemi Uzbekistan sempat mengirim 22 Mahasiswa belajar di Universitas Sahid Solo. Namun karena pandemi mereka dipanggil pulang. Sekarang ini mau kita hidupkan kembali adalah dengan International Islamic Academy UzSbekistan,” ujar Nugroho B Sukamdani Chairman of Sahid Jaya Foundation kepada Suara Media Nasional.

Hal tersebut disampaikannya di sela-sela acara peresmian Center for Tourism Collaboration Usahid – International Islamic Academy Uzbekistan di Auditorium Prof. Dr. Sukamdani Sahid Gitosardjono Universitas Sahid Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH Tebet Jakarta Selatan Selasa (15/8/2023).

Dilanjutkannya, tujuan kerjasama ini adalah untuk pengenalan etnik, batasan batasan dari pada suatu bangsa, serta pelajaran berguna lainnya bagi masa depan peserta didik.

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Universitas Sahid ikonnya adalah pariwisata dedengkotnya pariwisata dan kewirausahaan. Kata Nugroho, bahwa kewirausahaan ini adalah diharapkan lulusan Sahid pada akhirnya menjadi pengusaha. Boleh kerja dulu, sebagai profesional dan lainnya, tapi pada waktunya nanti diharapakan jadi pengusaha, urainya.

Namun disatu sisi kata Nugroho, bahwa pariwisata itu macam macam dimana di bawah pariwisata itu ada ekonomi, manajemen, teknologi pangan dan sebagainya.

“Merupakan satu bagian saling terhubung, saling menguatkan dan memiliki tanggujawab yang cukup besar,” ucapnya.

Oleh karena itu Nugroho Sukamdani meyakini bahwa kunjungan Uzbekistan kali ini adalah betul betul ingin bekerjasama di bidang khususnya kunjungan wisatawan dari Indonesia ke Uzbekistan, sebaliknya dari Ubzkistan ke Indonesia pendidikan.

Maksudnya kata Nugroho menjelaskan, kalau tradisinya kalau orang Indonesia Umrah belok ke Turki, lupa di Uzbkistan padahal, banyak tempat tempat bersejarah yang layak di kunjungi. Misalnya, komplek makam Imam Al- Bukhari dan Imam Al-Tarmizi. Terdapat juga monumen arsitektur dan arkeologi yang terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO, Mushaf Al-Qur’an Tertua di Dunia (Mushaf Usmani), ungkapnya.

“Nah ini sebetulnya potensi yang terpendam yang belum tersentuh. Maka kita supaya mulai berkembang kita bangun hotel disana. Komplek Imam Al- Bukhari namanya, saat ini sudah berdiri Hotel Sahid Zarafshon di kota Bukhara Uzbekistan dan akan segera dibuka Sahid Royal Palace di Kota Samarkand Uzbekistan,” paparnya.

Dari pandangan Nugroho melihat Uzbekistan Negara yang tidak besar. Tetapi mereka sangat serius membangun pariwisata dan ingin terhubung dengan Indonesia. Karena Indonesia itu dianggap sangat berjasah di Uzbkistan. Kenapa, karena Bung Karno yang menemukan makam Imam Al-Bukhari sekarang sudah menjadi Komplek wisata yang indah.

“Harapan saya terjadi hubungan bisnis sekaligus hubungan budaya yang lebih baik. karena mereka sangat cinta sekali dengan Indonesia,” tutupnya. (LIAN)

ARTIKEL TERBARU

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

BERITA LAINYA