KAB. TUBAN, SMN – Seusai panen raya Padi varietas Inpari 50, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga melakukan penanaman Padi varietas Inpari 32 di Desa Karang Tinoto, Kec. Rengel, Kab. Tuban, Rabu (1/11).
Keseluruhan luasan tanam Padi Varietas Inpari 32 sebesar 400 hektar. Seluruh luasan tanam tersebut, juga telah menggunakan pupuk organik Mutiara Hitam yang merupakan Hasil Pembelajaran Kelompok Tani (HIPPA) Karang Tani II Desa Karang Tinoto.
Secara khusus Khofifah mengapresiasi kesediaan para petani untuk menggunakan pupuk organik dalam proses penanaman padi.
“Ini sangat menarik, bahwa ada kesadaran kolektif para petani gapoktan untuk bisa menggunakan pupuk organik. Dimana ini bisa dijadikan percontohan bagi Kabupaten/Kota lain tidak hanya di Jawa Timur saja tapi ke seluruh Indonesia dimana saja,” ucapnya.
Khofifah mengungkapkan banyak sekali manfaat dari penggunaan pupuk organik. Salah satunya yaitu dapat menjaga unsur hara di dalam tanah.
“Antara lain unsur hara tanah terjaga, ekosistem tanah membaik, pohon padi relatif kuat atas hama dan sebagainya ” tambahnya.
Khofifah mengatakan, manfaat penggunaan pupuk organic mulai terlihat. Salah satunya adalah produktivitas panen yang meningkat.
“Bahkan produktivitasnya hasil panen meningkat dari semula rata rata 7 ton per hektar menjadi 11-12 ton per hektar saat menggunakan pupuk organik. Padahal biasanya, hasil panen akan turun dulu pada awal penggunaan pupuk organik. Inilah yang bisa dijadikan referensi bagi wilayah lain,” jelasnya.
Baca juga lainnya
- Panen Raya Padi di Tuban, Bukti Jatim Masih Jadi Lumbung Pangan
- Wali Kota Kediri Serahkan Bantuan Sosial RTLH, 4 Rumah di Kelurahan Ngadirejo Jadi Lebih Nyaman
Selain itu, upaya percepatan tanam padi ini memanfaatkan irigasi teknis yang tersedia di Desa Karangtinoto yang memiliki indeks pertanaman (IP) 3 atau bisa menanam padi 3 kali dalam setahun. Varietas yang ditanam merupakan varietas unggul Inpari 32 dengan produktivitas rata-rata 11-12 ton/Ha.
Terkait potensi kemarau berkepanjangan daerah, Khofifah mengatakan, bahwa kekeringan di kabupaten/kota Jawa Timur bisa ditanggulangi secara strategis. Salah satunya adalah dengan pengadaan sumur-sumur bor di lahan sawah.
“Saya sudah menyampaikan bahwa yang melakukan trial dan success adalah dengan membuat sumur-sumur bor di lahan sawah. Rata-rata di daerah Mataraman sudah menggunakan sumur bor untuk pengairan sawah di saat musim kemarau saat ini juga diterapkan di beberapa daerah lain,” katanya.
Diakhir dirinya mengajak seluruh petani di Indonesia untuk menyampaikan pesan bahwa penggunaan pupuk organik ini lebih murah dan bisa meningkatkan produksi pertanian.
Sementara itu, Bupati Tuban Halindra Farizki mengatakan bahwa kinerja Poktan di Tuban, terutama di Desa Karang Tinoto, sudah sangat efektif. Sehingga kekeringan dapat ditanggulangi.
“Salah satunya adalah hibah dari Bengawan Solo yang dialirkan ke sini. Dan yang luar biasa mereka menggunakan puuk organik seperti yang sudah disampaikan Bu Gubernur. Dan di sini harga jual petani cukup tinggi dengan cara lelang sehingga petani sangat diuntungkan,” katanya.
Dalam kesempatan itu juga turut diberikan bantuan hibah Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) berupa Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) kepada KWT Mawar Putih dan Poktan Timbul Lestari II, Perajang Tembakau diserahkan kepada Poktan Sumber Rejeki I dan Poktan Banyubang Bersinar, Roda Tiga diserahkan kepada Poktan Klampean Bersinar dan Gapoktan Sumber Rejeki. (*)