Jombang, SMN – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sains Salahuddin Wahid Pesantren Tebuireng Putri Kesamben Jombang, Minggu (19/11).
Peresmian MTs Sains Salahuddin Wahid ditandai dengan penekanan tombol digital dan Penandatanganan Prasasti oleh Gubernur Khofifah didampingi Pj. Bupati Jombang Sugiat, Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz Perwakilan Keluarga KH Salahuddin Wahid, Nyai Farida Salahudin Wahid dan Ketua Yayasan Hasyim Asy’ari Ali Faisal.
“Marilah kita bersama-sama membaca basmalah, Bismillahirrahmanirrahim Madrasah Tsanawiyah Sains Salahuddin Wahid kita nyatakan bersama resmi dibuka,” ujar Khofifah.
MTs. Sains Salahuddin Wahid ini dibangun di atas lahan 6 hektar dan berada dalam komplek Madrasah Aliyah Sains Salahuddin Wahid. MTs ini dilengkapi dengan sarana antara lain sarana ibadah, ruang kelas, laboratorium komputer, perpustakaan, lapangan olahraga, UKS, gedung asrama santri, dan aula.
Dengan diresmikannya MTs Sains, Khofifah optimis pondok pesantren tidak lagi dipandang sebagai lembaga pendidikan tradisional yang gagap teknologi. Sebab MTs ini mampu mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan yang penuh kesantunan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Harus ada speaker yang menyampaikan kepada dunia terhadap peran pesantren dalam menjaga harmoni kehidupan serta penguasaan iptek. Dan hari ini message itu telah dibawa pesantren Tebuireng yang telah memiliki pendidikan trans sains. Dari MTs-nya saja sudah sains sehingga terminologi tentang pesantren tradisional itu harus bisa dinarasikan dengan sebaik mungkin agar tidak mis persepsi,” katanya.
“Karena perspektif dunia tentang pesantren tradisional itu seolah-olah gaptek, maka madrasah tsanawiyah sains ini sebagai salah satu jawaban,” imbuhnya.
Khofifah menambahkan, bahwa cara yang bisa dilakukan untuk mengenalkan perspektif pesantren saat ini kepada dunia adalah dengan membawa dan melibatkan pesantren di forum internasional lebih masif lagi.
“Harus dibawa contoh-contoh pesantren sains seperti Tebuireng ini untuk dikenalkan kepada dunia, ini tsanawiyahnya saja sudah berbasis sains tanpa meninggalkan kekuatan ilmu agamanya” tuturnya.
Secara khusus, Khofifah juga berpesan kepada para santri putri harus memiliki cita-cita besar menjadi intelektual dunia. Menurutnya hal tersebut bukanlah mustahil, lantaran banyak ilmuan besar Islam yang berkontribusi pada kemajuan dan perkembangan ilmu di dunia.
Salah satu contoh di antaranya adalah Al-Khawarizmi seorang ahli Matematika, penemu angka 0 dan ahli astronomi, dan juga sebagai penemu algoritma.
“Ini akan menjadi bagian penting untuk meyakinkan keluarga wakif bahwa MTs Sains ini tidak hanya akan mendidik, tapi juga menyiapkan pemimpin dunia dan nasional,” ucapnya.
Di sisi lain, Khofifah mengingatkan para santri putri bahwa mereka akan menjadi generasi emas untuk Indonesia Emas tahun 2045 dengan semangat keilmuan yang berbasis keagamaan yang sangat kuat. Oleh sebab itu ia mengajak agar para santri terus mengembangkan kemampuannya.
Apalagi saat ini Jawa Timur tengah mengembangkan kerja sama ilmu pengetahuan dengan universitas-universitas dunia bereputasi tinggi dan prestisius. King’s College London yang berfokus pada digital future dan Western Sydney University yang berfokus pada digital innovation.
“Dua ini menjadi bagian yang sangat penting untuk bisa menunjukkan kepada dunia bahwa provinsi yang memiliki 12 ribu pesantren yang jumlahnya luar biasa ini tetapi industri manufakturnya juga luar biasa,” tegasnya.
Khofifah juga berharap para santri dan seluruh masyarakat Jawa Timur bisa memanfaatkan kerja sama yang telah dibangun Pemprov Jatim dengan kampus-kampus ternama dunia tersebut. Program-program yang ditawarkan di dua kampus itu telah terkordinasi dengan program LPDP yang artinya bisa diakses melalui beasiswa.
“Saya tidak ingin masyarakat Jawa Timur hanya menjadi penonton ketika industri manufaktur mengalami kemajuan yang sangat pesat. Tapi juga harus ikut ambil bagian di dalamnya,” harapnya.
Sementara itu, Perwakilan Keluarga KH Salahuddin Wahid, Hj Farida Salahuddin Wahid mengaku bersyukur pada akhirnya peresmian ini dilakukan. Ia menyebut pembangunan MTs Sains dan komplek pesantren sains ini adalah ide dari KH Salahuddin Wahid.
Ia menambahkan, pesantren Putri Tebuireng adalah buah pemikiran dari KH Salahuddin Wahid yang tidak ingin perempuan hanya menjadi ‘kanca wingking’ atau perempuan hanya sebagai teman dari kaum laki-laki yang hanya ada di belakang. Gus Sholah—sapaan karib KH Salahuddin Wahid, menginginkan bahwa perempuan harus maju tanpa meninggalkan kodratnya.
“Alhamdulillaah gedung ini sudah jadi, santrinya juga sudah banyak, mudah-mudahan kedepannya pengasuh Tebuireng memiliki tugas dan beban untuk memajukan dan melestarikan komplek pesantren ini,” Kata Farida Salahuddin Wahid.
Pengasuh Ponpes Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfuz menambahkan bahwa saat ini pendidikan pondok pesantren telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah maupun masyarakat. Hal ini dibuktikan semakin besarnya minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di pesantren.
“Hadirnya MTs Sains putri Salahuddin Wahid memberikan prestasi di bidang akademik serta prestasi lainnya yang kelak berdampak baik bagi masyarakat sekitar,” ujarnya. (*)