HomeBERITAPj Bupati Madiun Pimpin Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Pj Bupati Madiun Pimpin Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Pj Bupati Madiun Tontro Pahlawanto memimpin Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kerek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun.

Madiun, SMN – Pemerintah Kabupaten Madiun menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (1/10/2024).

Upacara peringatan digelar di monumen peristiwa G30S untuk mengenang masyarakat Kabupaten Madiun yang jadi korban tragedi itu.

Penjabat Bupati Madiun, Tontro Pahlawanto menyatakan setiap tahun Pemkab Madiun sengaja menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek.

Pasalnya, monumen itu menjadi saksi bisu peristiwa G30S di mana ratusan warga yang terdiri tokoh agama, tokoh masyarakat hingga pegawai pemerintah tewas.

Para korban tersebut tidak mau mendukung gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dituding sebagai pemicu peristiwa G30S.

“Setiap tahun Pemkab Madiun menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek. Satu monumen yang menjadi saksi kekejaman PKI membunuh para ulama, tokoh masyarakat pada tahun 1948.”

“Tentunya upacara ini ada tujuan disampaikan kepada masyarakat untuk diberitahukan terjadi kekejaman yang membawa korban sebagaimana nama-nama yang tertuang dalam Monumen Kresek ini. Inilah sebagai pembelajaran kita bersama,” kata Tontro.

Setidaknya terdapat ratusan nyawa yang dibantai Muso dan Amir Syarifudin CS di sekitar Monumen Kresek pada tahun 1948. Dari ratusan nyawa yang melayang hanya 17 orang yang berhasil diidentifikasi.

Tujuhbelas nama koban itu: 1. Kolonel Inf Marhadi; 2. Letkol Wiyono, 3. Insp Pol Suparbak 4. May Istiklah, 5. RM Sardjono, 6. Kiai Husen (Anggota DPRD Kabupaten Madiun), 7. Mohamad (Pegawai Dinas Kesehatan), 8. Abdul Rohman (Assisten Wedono Jiwan), 9. Sosro Diprodjo (staf PG Rejo Agung), 10. Suharto (Guru Sekolah Pertama Madiun), 11. Sapirin (Guru Sekolah Budi Utomo), 12. Supardi (Wartawan Freelance Madiun), 13. Sukadi (tokoh masyarakat), 14. KH Sidiq, 15. R Charis Bagio (Wedono Kanigoro), 16. KH Barokah Fachrudin (ulama), 17. Maidi Marto Disomo (agen polisi).

Di Monumen Kresek terdapat patung Muso memenggal kepala salah satu tokoh agama. Tak hanya itu, terdapat relief gambaran pembantaian warga Kabupaten Madiun yang tidak mendukung gerakan PKI.

Menurut Tontro, ideologi komunis harus diwaspadai meski PKI tidak ada lagi di Indonesia. Bahkan kewaspadaan ini harus disampaikan kepada generasi penerus agar komunis tak lagi tumbuh dalam gerakan baru.

Tontro menyatakan Madiun saat ini sudah tidak lagi menjadi stigma sebagai sarangnya PKI. Terlebih publik sudah mengetahui tokoh dan pelaku PKI yang berada di Madiun berasal dari luar Madiun.

Sementara warga Kabupaten Madiun dan sekitarnya justru menjadi korban kekejaman. “Saya kira sudah bergeser banyak. Pada waktu itu kita hanya korban saja. Justru tokoh agama, masyarakat yang menjadi korban.”

“Jadi bukan masyarakat Madiun yang menjadi pemicu dan pelaku tetapi kami sebagai korban,” ungkap Tontro. (SY)

ARTIKEL TERBARU

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

BERITA LAINYA