HomeBERITAPagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk Meriahkan Bersih Desa Rejoso Tahun 2025 dan...

Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk Meriahkan Bersih Desa Rejoso Tahun 2025 dan Hari Jadi Desa Rejoso ke-170 

Acara Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dalam rangka Bersih Desa Rejoso Tahun 2025 dan Hari Jadi Desa Rejoso ke-170. (Foto: Agus Imam S/suaramedianasional.co.id)

Blitar, SMN – Pemerintah Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, sukses menggelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk dalam rangka peringatan Bersih Desa Rejoso Tahun 2025 sekaligus Hari Jadi Desa Rejoso ke-170 pada Jumat (9/5/2025). Kegiatan budaya ini menjadi salah satu bentuk nyata pelestarian tradisi lokal yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat desa.

Pagelaran yang dipusatkan di Halaman Kantor desa tersebut melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, tokoh agama, pemuda, perangkat desa, serta lembaga-lembaga desa lainnya. Acara berlangsung meriah, penuh antusiasme, namun tetap dalam suasana yang sakral dan penuh makna.

Kepala Desa Rejoso, Wawan Aprillianto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tahun ini pihaknya menghadirkan dalang ternama, Ki Rudi Gareng, yang membawakan lakon “Tumurune Wahyu Katentreman”. Lakon ini dipilih karena mengandung pesan moral tentang pentingnya kedamaian, ketentraman, serta harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

“Pagelaran wayang kulit ini bukan hanya sebatas hiburan malam hari, tetapi lebih dari itu, merupakan sarana edukasi budaya bagi generasi muda. Kami ingin mereka lebih mengenal dan mencintai warisan leluhur agar tidak punah ditelan zaman,” ujar Wawan.

Tak hanya pagelaran wayang, rangkaian acara Bersih Desa Tahun 2025 dan Hari jadi Desa Tejoso ke 170 tahun ini juga diisi dengan prosesi ruwatan morwokolo. Tradisi ini dipercaya sebagai bentuk doa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat Desa Rejoso senantiasa dijauhkan dari segala bentuk bencana, serta diberikan keselamatan dan keberkahan dalam hidup.

Wawan juga menambahkan bahwa momentum Bersih Desa bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan ruang spiritual dan sosial yang sangat penting untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga, menumbuhkan semangat guyub rukun, serta meneguhkan identitas budaya desa.

“Bersih Desa ini adalah momen penyucian lahir dan batin. Kami ingin nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, dan penghormatan terhadap budaya terus hidup di tengah masyarakat,” jelasnya.

Pemerintah Desa Rejoso menegaskan komitmennya untuk terus melestarikan budaya lokal sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan desa. Pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini menjadi simbol kuat bahwa kearifan lokal tetap memiliki tempat istimewa di tengah modernisasi zaman. (*)

Reporter: Agus Imam S.

Editor: Kundari PS.

ARTIKEL TERBARU

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

BERITA LAINYA