Tanjungpinang, SMN – Kepala Bappeda Kepri Misni, didampingi oleh Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kepri, Raymond Rayendra Elven, dan Kabid Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Nur Aisyah Fatmasari, menerima Kunjungan Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat, Senin (22/5) di Ruang Rapat Barenlitbang Gedung D Lantai 3, Pulau Dompak.
Kunjungan kerja Badan Litbang Jawa Barat tersebut dalam rangka studi perbandingan terkait faktor peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dan Aksi Konvergensi Stunting di Provinsi Kepulauan Riau.
Adapun kunjungan Barentlitbang Jabar tersebut merupakan apresiasi bagi Pemprov Kepri.
Apresiasi tersebut merupakan apreasiasi yang diberikan Pemerintah Pusat yang diumumkan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Salikin mengenai turunnya prevalensi angka stunting di Provinsi Kepri menjadi 15,4 persen turun 2,2 persen.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang sebelumnya mencapai 17,6 persen pada tahun 2021 merupakan terendah ke 4 se Indonesia setelah Bali, D.K.I Jakarta, dan Lampung.
Sesuai dengan himbauan Presiden Joko Widodo pada tahun 2024 masyarakat kasus stunting harus diangka 14 persen. Sedangkan himbauan Gubernur Prov Kepri Ansar bahwa kepri menuju zero stunting yang akan selalu didengungkan dan ini dapat tercapai dengan cara memberikan vitamin, makanan bergizi, dan sering membawa anak ke posyandu untuk memeriksa kesehatannya dan juga memberikan motivasi kepada orang tua untuk selalu memeriksakan anaknya ke posyandu baik di kabupaten maupun kota.
Dihadapan Badan Litbang Jabar tersebut, Misni memaparkan profil, potensi, capaian dan prestasi yang diraih oleh Pemerintah Provinsi Kepri.
Bahkan Misni menjelaskan strategi Provinsi Kepri dalam meraih nilai IPM tertinggi se-Sumatera dan program strategis pengentasan stunting sejak dini. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri mencapai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2022 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
IPM tahun 2022 mencapai 76,46 meningkat 0,67 point atau tumbuh 0,88 persen dibandinngkan tahun sebelumnya sebesar 75,79.
Peran Barenlitbang Prov Kepri dan Optimalisasi IPM dan aksi konvergensi stunting indikator capaian dari tiga dimensi IPM yaitu bidang kesehatan, pendidikan yang dicapai dan standar kehidpuan atau dengan kata lain ekonomi. Jadi ketiga unsur ini merupakan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kemampuan suatu provinsi untuk meningkatkan IPMnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat yang dipimipin oleh Linda Al Amin, menyampaikan tujuan penelitian tersebut antara lain:
1. Mendapatkan gambaran yang komprehensif terhadap upaya-upaya Pemerintah Provinsi Kepri dalam meningkatkan IPM Provinsi serta mensinergikan peningkatan IPM kabupaten/kota.
2. Mendapatkan gambaran yang komprehensif terhadap determinan faktor stunting di Kepri serta upaya-upaya Pemerintah Provinsi Kepri dalam optimalisasi aksi konvergensi stunting di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. 3. Memperoleh data, informasi, serta pengetahuan terkait peran Barenlitbang Prov. Kepri dalam optimalisasi IPM dan aksi konvergensi stunting Provinsi Kepri melalui kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan IPTEK.
Turut hadir pada diskusi tersebut Perwakilan OPD dilingkungan pemerintah Provinsi Kepri, BPS, BKKBN, dan Pejabat Fungsional dilingkungan Bappeda Kepri. (parlin)